03 January 2010

Budidaya Perikanan, Target Produksi Naik 300%

Jakarta (SIB)
Produksi perikanan tangkap tidak berkembang, bahkan di beberapa wilayah mengalami penurunan. untuk itu, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) menargetkan peningkatan produksi sebesar 300% dari budidaya, dan menetapkannya sebagai tumpuan utama dalam meningkatkan produksi perikanan Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan hal itu saat melepas varietas unggul ikan nila Larasati dan ikan nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), di Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten, Jawa Tengah, Senin (23/11).
Fadel mengatakan, kedua jenis ikan itu diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan nila 1,25 juta ton pada 2014 atau naik rata-rata 27% per tahun. Penyediaan induk unggul dan benih bermutu kepada masyarakat pembudidaya, katanya, merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas usaha budidaya, khsusnya di air tawar.
11,8 Juta Hektare
Dia mengemukakan, konsumsi ikan di dunia cenderung meningkat dan harus dicarikan solusinya. Untuk itu, usaha perikanan harus lebih fokus pada perikanan budidaya. Menurutnya, Indonesia berpeluang meningkatakan produksi perikanan dan menjadi negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia pada 2015.
Fadel mengakui, ada yang meragukan tekad itu bahkan dianggap ambisius. Padahal kalau ditilik, katanya. Indonesia memiliki potensi lahan untuk perikanan budidaya seluas 11.806.392 hektare (ha) dan baru dimanfaatkan 762.320 ha atau 6,46%. Sehingga masih tersisa lahan 11.044.072 ha atau 93,64% yang belum dimanfaatkan.
Saat ini, ungkapnya, komoditas sektor kelautan dan perikanan budidaya yang menonjol adalah rumput laut jenis Euchema cottonii. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai negara produsen rumput laut terbesar di dunia, meninggalkan dominasi Filipina. Sedangkan, produksi ikan nila masih di bawah Tiongkok.
“Indonesia produsen ikan nila nomor dua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Untuk menggeser dominasi negara besar itu, harus dilakukan berbagai upaya, salah satunya dengan perakitan jenis-jenis ikan nila unggul yang tahan penyakit, berkembang cepat, dan efisien dalam pemanfaatan pakan,” ujarnya.
Meningkatnya aktivitas perikanan pada suatu wilayah, tegas Fadel, akan mendorong model pengembangan kawasan perikanan, yaitu pengembangan kawasan Minapolitan. Model ini akan dikembangkan DKP di 56 daerah pada 2010, dan terus diperluas di daerah lainnya. (SP/n)

No comments:

Post a Comment